Lingkup
Aplikasi dan Isu-Isu Andragogi
1.
Lingkup Aplikasi
Baik
secara konseptual maupun praktikal , andragogi berlaku bagi segala bentuk
pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan
program pelatihan organisasi, khususnya untuk dalam rancangan program pelatihan
organisasi, khusunya untuk domain keterampilan lunak (soft skill) seperti
pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang ruang kursus,
pelatihan , pembekalan, pembimbingan khsus, bimbingan profesional,
pemberantasaan buta aksara, keaksaraan fungsional , dan lain lain.
Knowles memberikan
contoh penerapan prinsip-prinsip andrgogi dengan desain pelatihan sebagai
berikut:
- Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu , fungsi, operasi , dll.
- Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna , bukan menghafal.
- Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik.
Karena
orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajaran
menemukan hal hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan
ketika ada kesalahan yang dibuat.
Asumsi-asumsi Knowles
bagi pembelajaran orang dewasa :
- Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk pelajarannya.
- Konsep diri. Peserta didik harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri
- Peran pengalaman belajar. Peserta didik memiliki pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.
- Kesiapan untuk belajar. Peserta didik siap untuk belajar hal hal ynag perlu mereka ketahu agar dapat mengatasi secara efektif situasi kedepannya.
- Orientasi belajar, peserta didik termotivasi untuk belajar apabila merasa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan tugas tugas yang dihadapinya dengan situasi kehidupan mereka.
LIMA
ISU
Seperti dijelaskan sebelumnya , andragogi awalnya
didefenisikan sebagai “seni dan ilmu” untuk membantu orang dewasa belajar. Belakanganini
istilah andragoogi cenderung didefenisikan sebagai alternatif untuk pendagogi
yang fokusnya mengacu pada pendidikan bagi siswa atau peserta didik dari segala
usia. Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas
dalam pembelajaran formal.
Lima isu adalah:
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari
- Menunjukkan kepada peserta didik bagaiman mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia
- Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
- Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi
- Diperlukan upaya membantu mereka mengatasi hambatn, perilaku, dan keyakinan tentang belajar.
Antonim
Pendagogi
Adragogi adalah antonim
atau kata yang berlawanan dengan pendagogi. Dalam pendagogi muncul kekhawatiran
dengan transmii konten. Andragogi alah teori yang menjelaskan metode spesifik
yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa.
Sebagai antonim
pendagogi , praksis andragogi didasari atas asumsi sebagai berikut :
Pelajar atau warga
belajar dewasa adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga
belajar dewasa.
Pengalaman belajar
adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga belajar dewasa.
Orang orang dewasa
mempelajari apa yang perlu mereka ketahui
Pengalaman belajar
harus didasarkan sekitar pengalaman , karena kinerja orang terpusat dalam pembelajaran
mereka.
PERBEDAAN
ANDRAGOGI DAN PENDAGOGI
Andragogi
:
- Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
- Gaya belajar independen
- Tujuan fleksibel
- Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
- Menggunakan metode pelatihan aktif
- Pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan
- Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
- Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
- Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide ide dan contoh
Pendagogi
:
- Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
- Gaya belajar dependen
- Tujuan dotentukan sebelumnya
- Diasumsikan bahwa siswa tak berpengalaman dan/atau kurang informasi
- Metode peatihan oasif, seperti metode kuliah/atau ceramah
- Guru mengontrol waktu dan kecepatan
- Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
- Belajar terpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
- Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide ide atau contoh