Eksperimen Sosial Kel. 7
Kamis, 21 Desember 2017
Diposting oleh
Risti Devi Mawarny
di
08.22
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Pendagogi dan Andragogi
Sabtu, 01 Juli 2017
Lingkup
Aplikasi dan Isu-Isu Andragogi
1.
Lingkup Aplikasi
Baik
secara konseptual maupun praktikal , andragogi berlaku bagi segala bentuk
pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan
program pelatihan organisasi, khususnya untuk dalam rancangan program pelatihan
organisasi, khusunya untuk domain keterampilan lunak (soft skill) seperti
pengembangan manajemen. Aplikasi andragogi berlaku di ruang ruang kursus,
pelatihan , pembekalan, pembimbingan khsus, bimbingan profesional,
pemberantasaan buta aksara, keaksaraan fungsional , dan lain lain.
Knowles memberikan
contoh penerapan prinsip-prinsip andrgogi dengan desain pelatihan sebagai
berikut:
- Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal hal tertentu yang diajarkan, misalnya, perintah tertentu , fungsi, operasi , dll.
- Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna , bukan menghafal.
- Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik.
Karena
orang dewasa cenderung mandiri, pengajaran harus memungkinkan pembelajaran
menemukan hal hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan
ketika ada kesalahan yang dibuat.
Asumsi-asumsi Knowles
bagi pembelajaran orang dewasa :
- Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk pelajarannya.
- Konsep diri. Peserta didik harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri
- Peran pengalaman belajar. Peserta didik memiliki pengalaman hidup yang merupakan sumber terkaya baginya untuk belajar.
- Kesiapan untuk belajar. Peserta didik siap untuk belajar hal hal ynag perlu mereka ketahu agar dapat mengatasi secara efektif situasi kedepannya.
- Orientasi belajar, peserta didik termotivasi untuk belajar apabila merasa materi yang dipelajari akan membantu mereka menjalankan tugas tugas yang dihadapinya dengan situasi kehidupan mereka.
LIMA
ISU
Seperti dijelaskan sebelumnya , andragogi awalnya
didefenisikan sebagai “seni dan ilmu” untuk membantu orang dewasa belajar. Belakanganini
istilah andragoogi cenderung didefenisikan sebagai alternatif untuk pendagogi
yang fokusnya mengacu pada pendidikan bagi siswa atau peserta didik dari segala
usia. Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan dibahas
dalam pembelajaran formal.
Lima isu adalah:
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk dipelajari
- Menunjukkan kepada peserta didik bagaiman mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia
- Topik kegiatan belajar terkait pengalaman peserta didik.
- Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi
- Diperlukan upaya membantu mereka mengatasi hambatn, perilaku, dan keyakinan tentang belajar.
Antonim
Pendagogi
Adragogi adalah antonim
atau kata yang berlawanan dengan pendagogi. Dalam pendagogi muncul kekhawatiran
dengan transmii konten. Andragogi alah teori yang menjelaskan metode spesifik
yang harus digunakan dalam pendidikan orang dewasa.
Sebagai antonim
pendagogi , praksis andragogi didasari atas asumsi sebagai berikut :
Pelajar atau warga
belajar dewasa adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga
belajar dewasa.
Pengalaman belajar
adalah sumber yang kaya untuk belajar bagi siswa atau warga belajar dewasa.
Orang orang dewasa
mempelajari apa yang perlu mereka ketahui
Pengalaman belajar
harus didasarkan sekitar pengalaman , karena kinerja orang terpusat dalam pembelajaran
mereka.
PERBEDAAN
ANDRAGOGI DAN PENDAGOGI
Andragogi
:
- Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
- Gaya belajar independen
- Tujuan fleksibel
- Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
- Menggunakan metode pelatihan aktif
- Pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan
- Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
- Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
- Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide ide dan contoh
Pendagogi
:
- Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
- Gaya belajar dependen
- Tujuan dotentukan sebelumnya
- Diasumsikan bahwa siswa tak berpengalaman dan/atau kurang informasi
- Metode peatihan oasif, seperti metode kuliah/atau ceramah
- Guru mengontrol waktu dan kecepatan
- Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
- Belajar terpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
- Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide ide atau contoh
Diposting oleh
Risti Devi Mawarny
di
09.36
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Psikologi Pendidikan : Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
SIAPAKAH
ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Dahulu istilah “ ketidakamampuan” (disability) atau
“cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu
dibedakan. Disability adalah keterbatasan atau ketidakmampuan personal
yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang. Handicap adalah kondisi
yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Kondisi ini bisa
disebabkan dari lingkungan fisik, masyarakat atau sikap orang itu sendiri.
Para pendidik menggunakan istilah “children with disability” (anak yang menderita gangguan atau
ketidakmampuan) ketimbang “ disabled
children” (anak cacat). Tujuannya adalah memberi penekanan pada anakanya,
bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak anak anak yang memiliki
ketidakmampuan juga tidak lagi disebut sebagai handicapped (penyandang cacat) walaupun kondisi handicapping
condition masih digunakan untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan
fungsi dari seseorang yang mengalami ketidakmampuan.
Kita akan
mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:
Gangguan
Indra
Gangguan indra
mencakup gangguan penglihatan dan pendengaran.
Gangguan
Penglihatan
Beberapa murid
mengalami problem penglihatan (visual) yang masih belum diperbaiki. Ada
segelintir murid menderita gangguan visual yang serius dan dikategorikan rusak
penglihatannya. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta.
Anak anak yang menderita low vision memiliki jarak pandang 20/70 dan 20/200
(dimana angka normal menurut skala SNELLEN 20/20) anak dengan low vision dapat
membaca buku dengan huruf yang besar besar atau dengan kaca pembesar. Salah
satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan penglihatan
adalah menentukan modalitas (seperti pendengaran atau sentuhan) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik.
Gangguan
Pendengaran
Anak tuli secara lahir biasanya lemah dalam kemampuan
berbicara dan bahasanya. Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan
pengajaran tambahan diluar elas reguler.pendekatan pendidikan untuk membantu
anak-anak yang mempunyai masalah ini terdiri dari dua kategori : pendekatan
oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lainmenggunakan metode
membaca gerak bibir , speech reading (menggunakan alat visual untuuk membaca),
dan sejenisnya. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari
(finger speeling)
Gangguan Fisik
Gangguan fisik antara
lain adalah :
Gangguan
Ortopedik. Gangguan ortopedik biasanay berupa
keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada amasalah di
otot , tulang, atau sendi.
Cerebral
Palsy, adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi
otot, tubuh sanat lemah dan goyah (shaking)
, atau bicaranya tidak jelas.
Gangguan
Kejang-kejang. Jenis yang paling kerap dijumpai
adalah epilepsi , gannguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan
terhadap sensorimotor atau kejang kejang.
Retardasi
Mental
retardasi mental adalah kondisi sebelum
usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan ( biasanya nilai IQ-nya
dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari hari. IQ rendah
dankemampuan beradaptasi yang rendah biasanya tampak sejak kanak kanak , dan
tidak tampak pada periode normal, dan keadan retardasi ini bukan disebabkan
oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak.
Penyebab.
Retardasi
mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.
Faktor
genetik
Bentuk yang paling umum
dari retardasi mental adalah Down
Syndrome yaitu bentuk retradasi mental yang ditransmisikan secara genetik
sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke 47)
Fragile
X Syndrome
Bentuk retradasi mental
yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom x yang tidak
normal.
Fetal
alcohol syndrome
Serangkaian
ketidaknormalan , termasuk retradasi mental dan ketidormalan bentuk wajah yang
menimpa anak dari ibu yang suka minum minuma beralkohol selama masa kehamilan.
Gangguan
Bicara dan Bahasa
Sejumlah masalah
problem bicara dan problem bahasa.
Gangguan
Artikulasi, problem dalam melafalkan suara secara
benar.
Gangguan
Suara , gangguan dalam menghasilkan ucapan , yakni ucapan
yang keras , kencang , terlalu keras, terlalu tinggi , atau terlalu rendah
nadanya.
Gangguan
Kefasihan, gangguan yang biasanya disebut “gagap.”
Gangguan
Bahasa , kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau
bahasa ekspresif anak.
Bahasa
Reseptif , resepsi atau penerimaan dan pemahaman bahasa
Bahasa
Ekspresif , kemampuan menggunaka bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan
berkomunikasi denganorang lain.
Ketidakmampuan
Belajar
Learning
disability , ketidakmampuan dimana anak (1) punya
intelegensi normal atau diatas rata rata, (2) kesulitan setidaknya dalam satu
atau lebih mata oelajaran ; dan (3) tidak punya problem atau gangguan lain ,
seperti retradasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia
, kerusakan
berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.
Attention
Deficit Hyperactivity Dosprder
ADHD
adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri cirinya antara lain; (1) kurang
perhatian, (2) hiperaktif dan (3) impulsif. Anak yang kurang perhatian
(inattentive) sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan
mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan level aktovotas yang tinggi ,
hampir selalu bergerak. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan ganpang
bertindak tampak berpikir panjang. Anak yang menunjukkan gejala ADHD bisa di
diagnosis sebagai: (1) ADHD dengankecenderungan lebih pada kurang perhatian,
(2) ADHD dengan kecenderungan lebih pada hiperaktif /impulsif (3) ADHD dengan
kecenderungan baik itu kurang perhatian maupun hiperkatif/impulsif.
Gangguan
Perilaku dan Emosional
Adalah problem serius dan terus menerus yang berkaitan
dengan hubungan agresi , depresi , ketakutan yang berkaitan dengan persoalan
pribadi atau sekolah juga berhubungan dengan karakteristik sosial emosional.
Perilaku
agresif diluar Kontrol. Beberapa anak yang digolongka
memiliki gangguan emosional serius dan melakukan tindakan yang mengganggu ,
agresif , membangkang atau membahayakan.
Depresi
,
adalah jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tak berhaga sama
sekali , percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan
tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama. .
Diposting oleh
Risti Devi Mawarny
di
08.39
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Psikologi Pendidikan : Pengelolaan Kelas
MENGAPA
KELAS PERLU DIKELOLA SECARA EFEKTIF
Manajemen kelas
yang eektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar
melaporkan bahwa da perbahan pemikirna tentang cara terbaik mengelola kelas,
dalam pandangan lama , menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan
untuk atasmengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri. Manajemen
kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat
dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif , pemikiran dan
konstruksi pengetahuan sosial.
Kelas
Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Dalam menganalisis lingkungan kelas, Walter Doyle
(1986) mendeskripsikan enamkarakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan
potensi problemnya :
- Kelas adalah multidimensional. Kelas adalah setting untuk banyak beraktifitas mulai dari aktivitas akademik seperti membaca ,menulis,matematika sampai aktivitas sosial , seperti bermain , berkomunikasi dengan teman , dan berdebat. Guru harus mencatat jadwal dan membuat murid menurutu dengan jadwal
- Aktivitas terjadi secara simultan
- Hal-hal terjadi secara cepat . kejadian seringkali terjai dikelas dan membutuhkan respon yang cepat.
- Kejadian seringkali tidak bisa dipresiksi.
- Hanya ada sedikit privasi
- Kelas punya sejarah.
Penekanan
pada Instruksi dan Suasana Kelas yang Positif
Dahulu , sekolah menekankan pada disiplin. Kini,
yang ditekankan adalah cara mengembangkan dan memelihara lingkungan kelas yang
positif dan mendukung pembelajaran. Ini menggunakan startegi proaktif preventif,
bukanmenggunakan taktik disipliner reaktif.
Para peneliti di bidang psikologi pendidikan
senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing danmenata kegiatan kelas secara
kompeten jauh lebih efektif dibandingkan guru yang hanya menkankan pda
disiplin.
Tujuan
dari Startegi Manajemen
Manajemen kelas yang efektif punya dua tujuan:
membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi
waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, dan mencegah murid
mengalami problem akademik dan emosional.
Mendesain
Lingkungan Fisik Kelas
Prinsip
Penataan Kelas
Berikut ini empat prinsip dasar yang dapat anda
pakai untu menata kelas anda
- Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang.
- Pastikan bahwa anda dapat dengan mudah melihat semua murid
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua persentasi kelas.
Gaya
Penataan
Penataan
Kelas Standar.
Gaya
auditorium tradisional, semua murid duduk menghadap
guru
Gaya
tatap muka,(face to face) , murid saling mengahap
Gaya
off-set, sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak)
duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain
Gaya
seminar, sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk di
susunan berbentuk lingkaran atau persebi dalam bentuk U
Gaya
klaster (cluster) , sejumlah murid biasanya empat sampai
delapan anak bekerja dalam kelompk kecil.
MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN
Strategi
Umum
Menggunakan
gaya Otoratif. Gaya manajemen kelas otoratif . Seperti
orangtua yang otoratif, guru yang otoratif cendenrung akan punya murid yang
mandiri , tidak cepat puas, mau bekerja sama denganteman, dan menunjukkan
penghargaan diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas yang otoratif akan
mendorong murid untuk menjadi pemikir yang indpenden dan pelaku yang independen
tapi strategi in masih menggunakan sedikit monitoring murid.
Gaya
manajemen kelas otoritarian adalah gaya restriktif
dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaa ketertiban dikelas, bukan pada
pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol
murid dan tidak melakukan banyak percakapn dengan merela. Kelas otoritarian
cenderung pasif , tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan
kekhawatiran perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan berkomunikasi yang
buruk.
Gaya
manajemen kelas yang permisif , memberi banyak
otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan
keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilau mereka.
Mengelola
aktivtias Kelas Secara Efektif
Kounin menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda
dengan guruyang tidak efektif buka dalam cara mereka merepon perilaku
menyimpang murid, tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompk
secara kompeten.
Diposting oleh
Risti Devi Mawarny
di
08.34
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
PowerPoint hasil Observasi
Kamis, 13 April 2017
Diposting oleh
Risti Devi Mawarny
di
06.22
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Testimoni Selama Perkuliahan Pendidikan
Minggu, 09 April 2017
Bagi saya mata kuliah cukup menarik , karena membahas peran psikologi dalam dunia pendidikan . awalnya saya mengira matakuliah ini biasa saja namun setelah beberapa kali pertemuan saya sadar bahwa matakuliah ini sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan kita. dalam metode belajar selama kuliah juga cukup efektif karena selalu memberikan tugas langsung , yang membuat kita mengerti dari maksud apa yang telah dijelaskan selama perkuliahan berlangsung , walaupun ada beberapa kesulitan seperti miskomunikasi . dan mengenai tugas tentang penelitian hal ini cukup menarik karena kami melakukan observasi untuk pertama kalinya dan memperhatikan apa yang sudah di pelajari , ini cukup membantu kami dalam memahami psikologi pendidikan itu sendiri :)
Diposting oleh
Risti Devi Mawarny
di
07.31
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Observasi : Peran Metode Learner Center dan Motivasi pada Anak Usia Sekolah Dasar
Tugas
mini proyek Kelompok 4
Rhesya Nurvianty 16-029
Sri Ulfa 16-040
Nada Salsabila 16-043
Risti Devi Mawarny 16-044
Muftyanti Arishwandini 16-065
Shyntia E. Putri Pasaribu 16-073
Angel Muliana Tumanggor 16-074
Topik
: Peran Motivasi dalam proses belajar dan
pengaplikasian Learner-Center pada siswa
Judul
: Peran metode Learner-Center dan Motivasi pada Anak Usia Sekolah Dasar
PERENCANAAN
Pendahuluan
Proses
belajar dan mengajar merupakan hal yang tidak asing lagi untuk di dengar.
Berbicara tentang belajar dan mengajar juga berbicara tentang sesuatu yang tak
pernah barakhir sejak manusia ada dan berkembang di muka bumi sampai akhir
hayat nanti. Oleh karena itu, sekolah merupakan sistem yang hidup dan bertugas
untuk memenuhi fungsi dasar pembelajaran bagi penerima utama (murid) dan juga
bagi orang lain yang mendukung proses pembelajaran (yang mencakup guru,
pegawai, orang tua, dan anggota komunitas lainnya).
Terlepas
akan hal tersebut, sistem pembelajaran di masa ini menganjurkan agar siswa
berperan lebih aktif dari pada guru dimana guru hanya berperan sebagai pemeberi
motivasi, atau yang kita kenal dengan learner-centered.
Prinsip learner-centered ini mendorong guru untuk membantu murid secara
aktif mengkonstruksi pemahaman murid, menentukan tujuan dan rencana, berpikir
mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran murid, memecahkan pro-positif dan
mengontrol emosi, memotivasi diri sendiri, belajar sesuai dengan level
perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain (termasuk orang
yang bebeda latar belakang), mengevaluasi preferensi murid dan memenuhi
standar. Selain program Learner-Centered perlu adanya Motivasi yang menjadi
proses pemberi semnagat, arah, dan kegigihan perilaku si muird. Dan motivasi
ini merupakan komponen utama dari prinsip Learner-centered., sehingga topik
yang kami ambil dalam observasi yang kami lakukan di Sekolah Dasar (SD) Yayasan
Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah ini adalah tentang “Metode pembelajaran
Learner-centered dan Perspektif dari Motivasi.”
Dengan
adanya kedua hal tersebut di dalam sistem pembelajaran di sekolah, akan sangat
membantu tumbuh kembangnya kreativitas si anak dan sangat berguna untuk proses
pembelajaran selanjutnya. Karena pada zaman yang modern ini, para anak di usia
sekolah sangat di tuntut untuk melakukan segalanya dengan lebih baik untuk
dapat bersaing dengan orang-orang di luar negaranya sendiri.
Objek
yang digunakan di dalam penelitian ini adalah murid kelas dua (2), tiga (3),
dan lima (5) SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Pada 3 kelas ini,
kami melakukan penelitian untuk mengetahui bagaiamana metode pembelajaran
dengan Learner-Centered di dalam ketiga kelas tersebut, dan sejauh mana
motivasi-motivasi yang dimiliki oleh setiap peserta didik di dalam ketiga kelas
tersebut.
LANDASAN TEORI
Pendidikan merupakan
komponen penting dan juga merupakan investasi jangka panjang bagi kehidupan
seseorang. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan individu yang baik dan
berguna bagi masyarakat, sehingga pendidikan merupakan wadah yang baik untuk
mencetak individu-individu yang dapat diterima masyarakat.
Oleh karena itu, motivasi
belajar sangat dibutuhkan untuk membantu keberhasilan pendidikan bagi anak
murid. Upaya guru dibutuhkan untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam hal
belajar. Menurut buku Santrock, Motivasi
merupakan proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama. Terdapat beberapa perspektif tentang motivasi :
1. Perspektif
Behavioral
Perspektif behavioral
menekankan pada imbalan dan hukuman ekstrenal yang dinilai merupakan kunci
dalam mengarahkan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli
positif maupun negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Bentuk insentif
yang dapat dipakai oleh guru didalam kelas adalah nilai yang baik, tanda
bintang, ataupun pujian. Insentif lainnya antara lain memberi penghargaan atau
pengakuan pada murid.
2. Perspektif
Humanistis
Perspektif Humanistis
menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan
untuk memilih nasib mereka. Perspektif ini berkaitan dengan pandangan Abraham
Maslow yaitu hierarki kebutuhan. Teori Maslow ini menimbulkan diskusi tentang
urutan motivasi dalam kehidupan murid dan guru. Namun, tidak semua orang setuju
dengan pandangan ini. Misalnya, bagi beberapa murid kebutuhan kognitif mungkin
lebih fundamental ketimbang kebutuhan harga diri. Murid lain mungkin memenuhi
kebutuhan kognitif mereka walaupun mereka belum merasaan cinta dan rasa
memiliki.
3. Persepektif
Kognitif
Menurut perspektif kognitif,
pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Minat ini berfokus kepada ide-ide
seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, persepsi tentang
sebab-sebab kesuksesan dan kegagalan, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat
memgontrol lingkungan mereka secara efektif.
4. Perspektif
Sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini
membutuhkan pembetukan, pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang
sangat hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi
mereka untuk menghabiskan waktu dengan teman, kawan dekat, ketertarikan mereka
dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Terdapat beberapa strategi
menurut perspektif kognitif untuk meningkatkan motivasi murid untuk meraih
sesuatu atau berprestasi. Ada dua cara, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik
a.
Motivasi
Intrinstik merupakan motivasi internal dari dalam diri kita untuk melakukan sesuatu
demi tujuan sendiri
b.
Motivasi
Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain.
Motivasi ekstrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif ataupun hukuman.
Perencanaan dan Instruksi
yang digunakan guru dalam metode pembelajaran yang akan digunakannya didalam
kelas juga merupakan aspek yang penting dalam memberikan pembelajaran bagi
siswa. Instruksi dan perencanaan learned-center adalah pada siswa, bukan pada
guru. Pendekatan ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif.
Prinsip ini dinilai paling baik bagi beberapa ahli karena dapat memicu murid
untuk lebih aktif dan juga reflektif. Prinsip Learner center dikembangkan oleh
American Psychological Association dan dikembangkan dengan mengklasifikasikan
beberapa faktor, yaitu : kognitif dan metakognitif, motivasi dan emosional, sosial dan
developmental, dan faktor perbedaan individu.
Berdasarkan teori-teori
diatas, kelompok kami ingin mengatahui motivasi apa sajakah dan apakah prinsip
learner-centered itu diterapkan di SD Shafiyyatul Amaliyyah.
Alat atau Bahan
·
Camera Handphone
·
Buku
·
Pulpen
Objek atau Subjek
Sampel Penelitian: Siswa dan Guru Yayasan Pendidikan Shafiyyatul
Amaliyyah , dengan subjek penelitian adalah anak SD yaitu kelas reguler 2 , 3 dan 5 , jumlah total yang di observasi
70 siswa dan 3 guru .
Jadwal Pelaksanaan Penelitian:
Uraian
|
Maret
|
April
|
|
||||||||||||||
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
Diskusi Pemilihan Topik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi Pemilihan Judul dan Teori
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menanyakan kesediaan sekolah
untuk diteliti
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Observasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengolahan Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi dengan Dosen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Diskusi Kelompok
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Posting Blog
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tanggal 28 Maret : mendiskusikan pemilihan topik yang
akan diambil dalam observasi
Tanggal 24 Maret : memilih judul untuk Penelitian
Tanggal 24 dan 25 Maret
: menanyakan kesediaan sekolah untuk melakukan penelitian
Tanggal 05 April : observasi mulai dilakukan
Tanggal 6-8 April : melakukan pengolahan data data yang
telah dikumpulkan untuk ditinjau dan di susun lebih lanjut
Tanggal 24 Maret : diskusi dengan dosen
Tanggal 24, 28 Maret
dan tanggal 1-5 April :
adalah diskusi kelompok mengenai waktu dan penyusunan observasi
tanggal 09 April :
memposting hasil observasi ke blog
PELAKSANAAN
Observasi dilakukan
pada tanggal 05 April 2017 pada hari Rabu, kelompok berangkat dari rumah masing
masing sekitar pukul tujuh dan berada di kampus jam 07.15 sampai 07.30 sebelum
berangkat menuju tempat observasi kami sudah lebih dahulu menyiapkan peralatan
yang diperlukan dalam observas.Kelompok tiba di sekolah pada pukul 08.00 wib.
karena kami sudah mengirimkan surat izin sebelumnya maka kami tidak perlu
menunggu waktu yang lama namun kami tetap harus meminta izin untuk masuk kelas
dan kami diberikan bet yang menyatakan bahwa kami adalah tamu. kelompok kami
beranggotakan tujuh orang yang kemudian dibagi lagi sebanyak 3 kelompok untuk
mengamati sampel sebanyak tiga kelas, dalam kelas 2 sebanyak dua orang, kelas 3
sebanyak tiga orang dan kelas 5 sebanyak dua orang.
Saat
sampai dikelas, kami diberikan izin untuk menjelaskan sedikit tujuan kedatangan
kami dan untuk menyapa para siswa setelah diizinkan kami pun mengamati keadaan
kelas, bagaimana proses belajar mengajar, perilaku murid dan interaksi timbal
balik antara murid dan guru. Kelompok yang mengobservasi kelas 2 dan 3 hanya
mengamati murid selama satu mata pelajaran saja, kurang
-2 orang ( Nada dan Sri Ulfa) mengobservasi
peserta didik kelas 2
-3
orang ( Shyntia, Angel, dan Resya) mengobservasi peserta didik kelas 3
-2
orang (Muftiyanti dan Risti) mengobservasi peserta didik kelas 5
Pada kelas 5 saat itu
mata pelajaran yang diuji adalah IPS sedangkan kelas 3 adalah seni musik ,
setelah mengobservasi selama satu setengah jam (sampai bel istirahat) kelompok
pun pamit untuk menyudahi kegiatan
observasi di kelas itu dan mengucapkan terimakasi atas ketersediaannya peserta
didik dan pengajar , dan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi
penelitian.
PELAPORAN
dan EVALUASI
Laporan
1.Jadwal
Kegiatan (Rabu, 05 April 2017)
07.15 -
07.30 : Bel pertama berbunyi , berbaris
di depan , mengucapkan ikrar santri , membaca surah surah pendek
07.30 – 09.15 :
sesi kelas pertama
09.15 -
09.45 : Sholat Dhuha dan istirahat
09.45 - 12.00 : sesi pelajaran kedua
2.
Sistematika Observasi
Kelompok
tiba di Yayasan Syafiatul Amaliah pada pukul 07.15 . dan kami membagi kelompok
untuk masuk ke 3 kelas , anak anak sudah
berada di ruang kelas dan membaca surah surah pendek . Kelas berkapasitas 23
orang namun yang hadir hanya 20 orang pada hari Rabu 05 April 2017 , masing
masing kelas dipimpin oleh seorang guru.
1.
Untuk
kelas 5 metode pengajaran yang dilakukan
sang pengajar adalah metode ceramah dan juga sesekali menggunakan tampilan
video untuk lebih memudahkan murid dalam memahami materi. Sesi ceramah ini
berlangsung sekitar setengah jam , kemudian di akhir pelajaran guru memberikan
kuis sebanyak 10 soal pada murid tentang materi yang dibahas tadi , selanjutnya
pengajar memberikan kuis tanya jawab sebagai tambahan nilai bagi murid yang mampu
mejawabnya.
Dalam
hal motivasi pada murid ada beberapa tindakan yang membuat murid ter motivasi
selama pelajaran berlangsung
·
Perspektif
Behavioral
Dalam
suasana kelas tersebut pengajar melakukan metode kuis dengan imbalan nilai
setelah menyelesaikan materi tersebut , dan juga melakukan sesi kuis tanya
jawab dengan reward tambahan niali bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan
yang diajukan.
·
Dalam
perspektif Humanistik
Dalam
pengamatan tersebut sang pengajar mampu mendorong murid untuk berusaha menjawab
pertanyaan yang diajukan dan memberi kesempatan dan bantuan bagi murid yang
agak lama dalam memahami pelajaran untuk ikut menjawab pertanyaan sehingga
mereka akan berlomba lomba untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
2.
Pada
kelas 3 metode pengajaran yang digunakan memakai prinsipe learner center :
·
faktor
kognitif dan Metakognitif
a. Sifat proses pembelajaran:
pelajar yang sukses adalah pelajar yang aktif, punya tujuan, dan mampu mengatur
diri sendiri dan juga mau bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka
sendiri.
Contoh: Murid yang bernama Santika
kelas 3 di YPSA ini adalah seorang murid yang sangat aktif, dia dapat memainkan
musik sendiri ketika disuruh dan belajar sendiri untuk memainkan alat musik
tersebut sampai bisa.
b. Tujuan proses pembelajaran: Miss Wiwik selalu mengulang apa yang
diajarkannya kepada murid yang berkapasitas 21 orang tersebut, agar mereka
semua bisa.
c. Konstruksi pengetahuan:
Pelajar yang sukses bisa menghubungkan
informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan cara yang
megandung makna tertentu.
Contoh:
Sebelumnya Miss Wiwik sudah mengajarkan penggunaan not kepada murid di kelas 3
A, sehingga rata-rata mereka dapat belajar not dengan memainkan alat musik
pianika.
Dan
ditemukan pula bentuk bentuk motivasi yang terjadi selama pembelajaran pada
murid murid, yaitu :
a. Pengaruh motivasi dan emosi
terhadap pembelajaran
Contoh: Setelah Miss Wiwik selalu
menegur salah seorang murid secara terus-menerus, sebut aja si B. Si B ini
menjadi emosi , tampak dari sikap nya yang menekan pianika tersebut dengan
asal-asalan. Sehingga emosi si B yang digambarkan dengan kemarahannya ini
melemahkan proses pembelajarannya.
b. Motivasi instrinsik untuk
belajar.
Seperti yang sudah diutarakan pada contoh
sebelumnya, Santika adalah seorang murid yang aktif, dan dia sangat berusaha
keras untuk dapat mengetahui pembelajaran pada hari itu. Tampak bahwasanya itu
merupakan motivasi intrinsik dari dirinya, karena dari hasil pengamatan dia
sangat bersemangat pada mata pelajaran seni tersebut. Hal ini merupakan salah
satu contoh motivasi intrinsik dari murid tersebut.
c. Efek motivasi terhadap usaha.:
Miss Wiwik selalu memberikan semangat berupa
kata-kata “bagus” kepada setiap murid yang bisa memainkan alat musik pianika
dengan sendiri. Dalam hal ini, setiap usaha si anak diberikan reward
(penghargaan)
3.
Untuk
kelas 2 , metode peajaran yang digunakan
adalah metode ceramah , guru menerangkan secara lisan kepada siswa tentang apa
yang akan dipelajari untuk mencapai tujuan agar siswa cepat mengerti. Dengan
ceramah guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi siswa nya.
Dalam
segi perspektif motivasi sebagai berikut :
·
Perspektif
Behavioral
Di dalam kelas
pengajar memberikan latihan soal berbentuk kuis pada siswa dengan imbalan jika
dapat menjawab dengan benar makan akan diberi reward berbentuk bintang
dibukunya.
·
Dalam
perspektif Kognitif
Dapat
kita amati di sini pengajar memberikan latihan soal dengan siswa dan mereka
sangat antusias mendengarkan arahan dari guru. Bagi siswa yang dapat menjawab
nya dengan tepat diberikan reward, ini akan membuat efek postif bagi siswa
lainnya dan akan menumbuhkan motivasi untuk mencoba menjawab nya juga.
·
Perspektif
Sosial
Di sini mereka dapat
lebih dekat dengan pengajar karena sering adanya komunikasi dan hubungan yang
baik antara pengajar dan siswa. Karena bagi siswa guru itu adalah orangtua
kedua setelah ibu dan ayah mereka di rumah.
Evaluasi
Tugas
ini seharusnya sudah di mulai pada bulan maret, tetapi karena adanya beberapa
halangan seperti begitu banyaknya tugas kuliah, dan beberapa kegiatan lainnya,
hingga kurangnya waktu untuk berdiskusi dengan kelompok, maka tugas ini pun
sempat tertunda. Akhirnya sebelum UTS pada tgl 8 April kelompok baru memiliki
waktu untuk menyelesaikan tugas ini.
Perencanaan
awal yang sudah dilakukan cukup sempurna
dan terstruktur, tetapi dalam pelaksanaannya terjadi beberapa kendala. Misalnya
observasi diharapkan dapat di mulai pada bulan maret, tetapi pemimpin Yayasan
pendidikan Shofiyatul Amaliyah baru memberikan izin pada tgl 4 April. Pada
hari-H nya pihak sekolah memberikan waktu kepada kami untuk memasuki kelas
dengan waktu 15-30 menit, walaupun kami berhasil memaksimalkan waktu menjadi
sekitar satu jam . Secara keseluruhan, tugas observasi ini telah berjalan
dengan lancar meskipun terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam
pelaksanaannya.
POSTER
TESTIMONI
Shyntia
(16-073) : Tugas observasi tentang leraner-centered dan motivasi untuk anak SD
ini merupakan suatu pengalaman baru bagi saya. Dan saya sangat senang melakukan
observasi ini ,karena dapat melihat bagaimana proses belajar dan mengajar pada
anak-anak di pendidikan sekolah dasar dimana murid-murid yang di observasi
masih sangat lucu dan imut. yah, meski ujung-ujungnya akan mengerjakan laporan
observasi sih. heheh. Tapi tidak mengapa, karena hal ini akan menambah wawasan bagi saya sendiri
tentang bagaimana cara menyusun laporan hasil observasi.
Angel Muliana Tumanggor (161301074)
Sebenarnya
saya sudah sering melihat bagaimana keadaan siswa-siswi sekolah dasar tetapi
pada observasi kali inilah saya baru mengerti bagaimana interaksi tersebut
terjadi, motivasi apa yang ada dalam siswa-siswi dan bagaimana proses belajar
mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Syafiyyatul Amaliyyah. Cukup
banyak kendala yang kelompok kami alami namun akhirnya kami dapat melaksanakan
observasi ini dengan baik dan lancar. Menurut saya melalui mata kuliah
psikoloogi pendidikan ini banyak ilmu yang bisa didapat, pengetahuan yang
bertambah membuat saya jadi memahami banyak hal tentang perilaku seorang siswa
dan tentu saja menambah pengalaman saya J
Rhesya
N. (16-029): Menurut saya, tugas
observasi ini memberikan saya lebih banyak ilmu dan memudahkan saya untuk lebih
memahami pengaplikasian teori-teori psikologi pendidikan dalam dunia
pendidikan, terutama dalam hal pengajaran dan pembelajaran.
Risti
Devi Mawarny (16-044) : dalam hal ini melakukan sebuah observasi adalah hal
yang baru bagi saya , awalnya sedikit cemas apakah kami bisa melakukan
observasi ini dengan baik mengingat ada masalah pada surat izin yang memakan
waktu sedikit lama juga dari pihak sekolah yang memberikan kepastian yang cukup
lama, dimana kelompk lain sudah mulai observasi dan kami belum , namun begitu
di hari H saya semakin bersemangat untuk mencoba hal baru ini , dan ini sungguh
menyenangkan walaupun sedikit ribet diawal dan akhir , namun ini menambah ilmu
bagi saya.
Muftyanti Ariswandini (16-065) :
Menurut sya tugas obs ini mrupkn tugas yg sru dn menrik. Dmna dlm plksanaan tugas ini kami mndpt tntgn yg cukup brt, mulai dri survey ke skolah untk mnyakan ktersdiaan skolah, mngurus surt izin smpai dgn mlakukan obs. Ketika srt izin tlh diterima, kmi jga mnglmi sdkt cekcok dlam mnntukan judul obs dan lndasan teori obs. Namun smua pristwa tsb mngjrkn kami untk ttp bkrjsma, mngndlikn ego satu sma lain dan mnjalin krsma lbih baik lgi. Tugas ini mrupkn tgs prtma bagi kmi yg brhbgn dgn lingkungan luar. Dlm tgas ini kmi mndptkn bnyk pljaran, sprti mnjlin hub dgn kepla skloh dan stff pngjr dan mnjlin krjasma dgn objek. Pengalmn ini mrupkn pngalaman mnarik yg mmbuat kami mmpu mngaplikasikan secara lgsng materi psi pddkn yg sdh kami pljari
Sri Ulfa (16-040)
Menurut saya tugas observasi ini
sangat berguna bagi saya karena dapat
menambah wawasan saya dan juga pengalaman saya. Pengalaman bisa
bercengkrama dan berinteraksi langsung dengan anak-anak SD di YPSA, dan juga
bisa bermain bersama mereka. Dan dapat mempermudah saya untuk lebih mengetahui
pengaplikasian teori psikologi pendidikan di dunia pendidikan.
Daftar Pustaka
Santrock.J.W.2004.Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Prenada Media Group
Diposting oleh
Risti Devi Mawarny
di
05.53
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)